Dalam sisi gelapku, diam-diam aku mencintaimu
Dalam sembunyiku
Kita berteman sudah lama
Sudah banyak cerita yang kita lalui
Cerita yang bagiku selalu teringat, meskipun mungkin saat kau lupakan
Aku tak mau mengaku tentang cinta
Rasanya diam pun sudah lebih dari cukup
Diam-diam membisikkan namamu dalam doa
Menyimpan namamu secara utuh dalam hati
Mencintaimu dalam bulir air mata, tanpa banyak bertanya
Aku menatap matamu seakan tak ada cinta disana
Aku menggenggam jemarimu, seakan perasaanmu tak sama dengan yang aku rasakan
Kita menjalani hari bersama, seakan hatiku ini baik-baik saja
Namun siapakah yang bisa menebak isi hati manusia termasuk isi hatiku
Melihatmu dari jauh, tersenyum diam-diam tanpa sebab
Membayangkan betapa semua akan bahagia jika kita bisa menyatu dalam cinta
Tapi aku tak seberani itu.
Tak mungkin aku mengaku bahwa aku mencintaimu
Aku terlalu takut, terlalu pengecut
Aku hanya bisa terdiam
Menunggu kamu bilang, menunggu kamu mengaku
Bahwa kamu juga mencintaiku
Siapa aku dimatamu?
Aku mungkin hanya sebagian kecil dari orang-orang yang memperhatikanmu,
Teman ceritamu, tempatmu berbagi, tak lebih dari itu
Dalam diamku aku terus mencintaimu
Dalam kebisuanku aku mengucap cinta yang tak kau dengar
Aku membisikkan rindu yang tak kau gubris
Merasakan perasaan yang tidak kau rasakan
Mungkin, memang terlalu tinggi jika aku harus berharap lebih
Terlalu angkuh jika aku inginkan cinta yang utuh
Biarkan semua tetap begini, mencintaimu dalam sepi
Membawa namamu dalam doa
Biarkan ini jadi cinta, yang suatu saat nanti akan kau rasakan
Tanpa perlu aku memberi alasan.